Assalaamu'alaikum Wr Wb, buat rekat-rekan semua, blog ini hadir hanyalah merupakan sharing pengalaman kami dan rekan-rekan. Jika ada manfaat yang bisa diambil, kami sangat bersyukur dan mohon doa. Jika karena sok tahu kami ada yang dirugikan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga isinya bisa merupakan salah satu referensi. Wassalaamu'alaikum Wr Wb


Jumat, 28 November 2008

Memilih pembiayaan untuk budidaya jamur tiram

Bagi pebudidaya jamur tiram, terkadang bingung memilih pembiayaan terhadap usaha agrobisnis ini. Umumnya apabila produksi dan pasar telah didapat dengan baik. Maka usaha ini sangat layak untuk mendapatkan pembiayaan dari pihak Bank atau yang lainnya.
Kami pernah mengajukan proposal kredit di Bank untuk pembiayaan jamur tiram ini, akan tetapi karena terbentur masalah jaminan dan lokasi yang masih sewa, pihak Bank masih belum menyetujuinya.
Hal tersebut ternyata malah merupakan berkah bagi kami, karena menurut perhitungan yang ada, sebenarnya pembiayaan Bank konvensional tidak terlalu sesuai dan cocok untuk budidaya jamur tiram ini..
Umumnya Bank konvensional mematok sejumlah bunga tertentu dan nilai bunga dan pokoknya dicicilkan setiap bulannya. Untuk usaha jamur tiram, dimana terdapat masa inkubasi yang tidak menghasilkan jamur sama sekali, dirasa sistem ini kurang begitu sesuai. Selain itu pihak Bank rata-rata mensyaratkan waktu di atas 1 tahun. Padahal untuk jamur tiram, lebih cocok merupakan kredit jangka pendek yaitu 6 bulan saja.
Karakteristik hasil panen jamur tiram memakan waktu hanya 4 bulan inilah yang membuat kami mencari-cari pembiayaan yang paling cocok untuk usaha ini.
Alhamdulillah, setelah berkonsultasi dengan berbagai pihak, Kami rasa pembiayaan model syariah lah yang paling tepat untuk budidaya jamur tiram ini.
Nisbah bagi hasil yang ditetapkan adalah 60 % untuk pihak Kami, dan 40 % untuk pihak pembiayaan. Kalau dihitung per bulannya nilai bunga yang ditentukan adalah 1,9% per bulan.. (jreeeeng..). Jika dilihat dari nilainya rasanya kog besar banget yaa..., di iklan-iklan untuk bank konvensional rata-rata Cuma 1% perbulan bahkan kurang dari itu.. Sebenarnya jika diterapkan dengan benar.. malah sistem Syariah inilah yang lebih murah..... Lhoooo.. ..Kog bisa.......????!. Sabar... akan kami jelaskan sedikit saja perhitungannya...

Ini jika bank konvensional yang pernah kami ajukan...

Pinjaman sebesar Rp. 10.000.000,-
Masa waktu pengembalian 2 tahun (24 bulan). Karena pembiayaa mikro (di bawah 50juta), bunganya 1,5% per bulan.
Jadi, nilai yang dicicil per bulannya adalah : Rp. 566.667,- selama 2 tahun.. Dan ini wajib selama 2 tahun.
Walaupun dalam 5 bulan sebenarnya dana 10 juta tersebut bisa dikembalikan dari penjualan jamur tiram, tetapi dengan sistem ini fix tidak boleh ditebus dalam 5 bulan dan harus dicicilkan terus selama 2 tahun.

Kalau model syariah adalah sebagai berikut :
Pembiayaan sebesar Rp. 10.000.000,-
Masa waktu pengembalian 2 tahun (24 bulan). Dihitung nisbah bagi hasil untuk Bank syariah sebesar Rp. 4.560.000,- dan telah ditentukan di awal. Kalau dihitung perbulan jatuh bunganya 1,9%.
Nilai yang dicicilkan per bulannya adalah : Rp. 606.667,- selama 2 tahun.

Lho...., katanya lebih murah...??????.. sebentar.. sebenar.. sabar...
Lebih murahnya itu dikarenakan, sebenarnya kalau dilihat dari progress hasil panen, dana tersebut dapat terkumpul dalam 90 hari. (alias 3 bulan saja..). Jika diambil nilai amannya saja.., misalkan dana akan dikembalikan dalam 5 bulan.., pihak Bank Syariah hanya meminta tambahan cicilan selama 1 bulan.. Jadi hitungannya adalah sebagai berikut...:
Pinjaman : 10.000.000
Bulan I cicilan : 606.667, sisa hutang = 9.393.333
Bulan II cicilan : 606.667, sisa hutang = 8.786.666
Bulan III cicilan : 606.667, sisa hutang = 8.179.999
Bulan IV cicilan : 606.667, sisa hutang = 7.573.332

InsyaALLAH pada bulan ke-4, ini sisa hutang sebesar 7.573.332 sudah didapatkan dari progress panen, hal ini dapat dilihat dari referensi progress panen kami di data berikut ini...
Nah.., jika pada bulan ke-4 nilai tersebut dilunasi.., maka pihak Bank hanya meminta tambahan cicilan 1 bulan saja....

Jadi nilai yang disetor ke Bank adalah : 606.667 x 5 + 7.573.332 = 10.606.667,- dalam 5 bulan. Itu artinya keuntungan bersih bagi pihak Bank Syariah adalah sebesar 606.667,- dalam 5 bulan.. atau 6.06%, jika dibagi 5 menjadi = 1.212% saja.. (Lebih murah khan...???)... jika konvensional nilainya mati di 1.5%/bulan selama 2 tahun...

Sekarang coba dianalisa lagi nilai 6.06% itu jika dibagi 12 atau dianggap 1 tahun pembiayaan jatuhnya hanya 0,5% per bulannya....

Kesimpulan Kami.., nisbah bagi hasil Bank Syariah untuk pembiayaan usaha agrobisnis jamur tiram putih lebih menguntungkan daripada pembiayaan menggunakan Bank Konvensional.

Untuk masalah pembiayaan pada budidaya jamur tiram ini, Kami bekerja sama dengan pihak BPR SYARIAH BUMI RINJANI MALANG yang kantornya di Jl. Arief Margono No. 32 Malang. Kami juga berterima kasih kepada Bapak Inta yang telah menjelaskan dengan baik sistem pembiayaan syariah kepada kami...

periode investasi kumbung no.4

Investasi jamur tiram putih pada kumbung No. 4 saat ini memasuki periode ke-2. Diharapkan semua sesuai dengan schedule kerja yang telah kami rencanakan sebelumnya. Kumbung ini berkapasitas total 11.000 baglog, tetapi pada periode ke-2 ini kami turunkan menjadi 8000 baglog untuk menambah sirkulasi udaranya. Pada periode I hasil total jamur tiram dengan isi 11.000 baglog mencapai rata-rata 375 gram per log atau total panen adalah 4125 kg. Dengan mengurangi isi kumbung menjadi 8000 baglog, kami harapkan rata-rata hasil panen bisa meningkat di kisaran 420 gram per log nya.

Schedule kerja pada kumbung No. 4 dapat dilihat di sini


Sesuai dengan schedule kerja, kami telah mengisi kumbung pada tanggal 7 dan 8 november 2008 dengan kondisi miselium masih kosong. Menurut pengalaman selama ini, jika jenis serbuk kayu yang digunakan adalah kayu sengon, masa inkubasi di dalam kumbung mencapai 25 hari. Tetapi kali ini serbuk kayu yang digunakan pada media baglog adalah kayu mahoni yang secara fisik memang lebih keras daripada kayu sengon. Perkiraan kami masa inkubasi yang dibutuhkan mencapai 35-40 hari. Pada foto berikut ini tampak miselium telah mencapai 40% tanggal 23 november kemaren.






Memasuki minggu ke-4 bulan november, pertumbuhan miselium telah mencapai 60%. Harapan kami, awal bulan desember telah mencapai 85% – 90% dan telah siap dibuka tutupnya untuk diberikan raising penurunan suhu sehingga di pertengahan bulan desember InsyaALLAH kumbung no. 4 telah mulai memasuki masa produksi. Dengan berproduksinya kumbung no. 4 nantinya diharapkan pasokan jamur tiram putih ke masyarakat bisa ditingkatkan lagi.

Saat ini, kami juga telah mendapatkan kata sepakat dengan pihak agronusa mushroom untuk mengambil alih pengelolaan kumbung no. 2. Ini karena kumbung ini letakknya satu lokasi dengan pengelolaan kami. Berikut denahnya :


InsyaALLAH jika semua lancar, kumbung no. 2 yang memiliki kapasitas 7000 baglog dapat kami kelola untuk periode I pengisian kumbung di akhir bulan desember nanti.

Schedule kerja yang kami rencanakan untuk kumbung no. 2 dapat di download di sini.

Jadi pada 2009 nanti, Kami telah meningkatkan kapasitas pengelolaan dari 25.000 baglog menjadi 32.000 baglog pada 4 kumbung.

Profil kumbung no. 2 ini dapat dilihat disini

Memang idealnya pengelolaan 4 kumbung ini dapat secara berkala diisi dengan interval 1bulan – 1,5 bulan, dengan begitu kapasitas produksi jamur dapat tetap dijaga dengan baik. Memang, faktor cuaca juga sangat berpengaruh terhadap produksi jamur tiram, tetapi dengan mengusahakan scheduling yang baik pada pengelolaan kumbung, InsyaALLAH produksi jamur tiram dapat dengan stabil dijaga.

Senin, 24 November 2008

keluhan turunnya panen jamur tiram putih

Dalam seminggu minggu terakhir ini hasil panen jamur tiram putih turun secara drastis. Pasokan jamur tiram ke Pasar yang turun ini dikeluhkan bukan saja oleh petani jamur, tetapi juga para bakul, pedagang, dan pengecer di Lapangan. Kami beberapa kali ditelpon untuk menambah kapasitas jamur tiram, tetapi memang dikarenakan 1 kumbung yang ada masih dalam masa inkubasi, akhirnya Kami hanya mengandalkan panen dari 2 kumbung saja. Kami berkali-kali mohon maaf kepada para pedagang yang mengambil jamur tiram kami, Karena memang turunnya hasil panen jamur tiram disebabkan beberapa faktor. Kami harapkan dalam minggu ke depan grafik panen sudah kembali naik untuk menjaga kestabilan pasokan jamur ke pasar.




Dalam foto tersebut tampak bahwa hasil panen satu grup jaringan penjualan jamur tiram putih dalam seminggu terakhir turun drastis. Puncak hasil panen terjadi tanggal 7 november 2008 yang mencapai 200 kg lebih. Tampak pula bagi catatan yang masih kosong itu berarti kumbung masih dalam masa inkubasi.

Turunnya hasil panen jamur tiram ini disebabkan oleh faktor dari luar dan faktor dari dalam.

Untuk faktor luar, suhu yang terlalu dingin dan curah hujan yang cukup tinggi di daerah Batu dalam sepekan terakhir ini menyebabkan kelembaban sangat tinggi, bahkan cenderung basah. Untuk tingkat kelembaban yang terlalu tinggi inipun malah dapat menghambat pertumbuhan tubuh buah. Selain itu jamur yang dipanen pun cenderung basah. Untuk hal ini sudah diantisipasi dengan menutup dinding kumbung menggunakan plastik dan mulsa dan hasilnya cukup efektif mengurangi tingkat kadar air jamur tiram putih saat dipanen. Suhu yang terlalu dingin (mencapai 17oC) juga ternyata kurang baik bagi pertumbuhan tubuh buah, dalam pengamatan Kami, jamur dapat berproduksi optimal di kisaran suhu 23oC hingga 27oC.

Untuk Faktor dari dalam, memang hal ini disebabkan grafik panen yang sedang menurun. Untuk ini akan kami coba jelaskan dalam uraian berikut ini. Kami pernah mengadakan sebuah pengamatan kecil untuk meneliti pola panen jamur tiram putih. Pengamatan yang dilakukan adalah :

  1. Pengamatan terhadap beberapa rak baglog jamur dan melakukan pembukaan tutup baglog dengan interval tertentu.
  2. Melakukan pencatatan jumlah baglog yang menghasilkan panen jamur tiram putih
  3. Melakukan pencatatan berat jamur tiram putih dari masing-masing pembukaan
  4. Meneliti masa panen awal yaitu di 40 hari pertama

Data pengamatan tersebut dapat di download di sini :

DATA PENGAMATAN

Kesimpulan awal dari pengamatan kecil tersebut adalah sebagai berikut :

Baglog dapat menghasilkan 2 kali pemanenan dalam 40 hari pertama, dan rata-rata berat jamur tiram per baglognya sekitar 100 gram.

Masa panen untuk masing-masing grup pembukaan (misalnya 1400 baglog) adalah sekitar 15 hari dan membentuk grafik kurva naik lalu turun kembali.

Grafik pengamatan tersebut dapat di download di sini :

GRAFIK PENGAMATAN

setelah itu baglog mengalami masa inkubasi ulang untuk panen ke-2 selama kurang lebih 5 hari, kemudian grafik naik lagi untuk masa panen ke-2 dengan masa yang sama yaitu sekitar 15 hari juga.

Sebaiknya untuk menjaga stabilitas panen, pembukaan baglog dilakukan tidak secara serentak tetapi dengan memberikan interval. Misalkan untuk kumbung dengan kapasitas 5000 baglog, pembukaan dapat dilakukan per 1000 baglog dengan interval 2 hari. Hal ini jika diperhatikan dari grafik panen, tujuannya agar hasil panen dapat berada terus pada puncak grafik.

Strategi untuk penjadualan panen dan pengaturan interval pembukaan baglog ini sangat penting bagi pebudidaya yang memiliki kontrak penjualan tetap dengan pihak pembeli jamur tiram. Memang untuk pengaturan ini sifatnya empiris, dan masih banyak lagi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram putih. Tetapi segala upaya yang ada layak untuk diusahakan demi menjaga kualitas dan kuantitas jamur tiram putih di pasaran.



Minggu, 16 November 2008

Bagaimana prospek usaha budidaya jamur tiram??

Untuk menjawab pertanyaan ini. Tanyakan dan tentukan dahulu kapasitas pasar atau permintaan masyarakat akan jamur tiram. Kemudian apakah jumlah jamur tiram yang ada sudah dapat memenuhi permintaan yang ada tersebut..??

Tentunya prospek suatu usaha ditentukan oleh permintaan akan komoditi tersebut. Untuk daerah Malang Raya, Kami masih berani mengatakan bahwa usaha ini masih sangat prospektif. Hal ini diindikasikan dengan jumlah permintaan jamur tiram yang terus meningkat. Sedangkan produksi jamur yang ada masih cenderung stagnan. Hal ini dikarenakan jumlah pemain (pebudidaya jamur tiram) masih kurang. Kebanyakan hanya coba-coba saja dan tidak ditekuni atau diteruskan.
Baca posting kami tentang memulai usaha budidaya jamur tiram secara mudah

Jika diadakan suatu pelatihan tentang budidaya jamur, maka lulusannya akan terbagi menjadi beberapa kemungkinan. Ada yang menganggapnya sebagai tambahan ilmu dan tidak melanjutkan menjadi suatu action, ada yang ikut dengan serius dan melanjutkannya dengan tindakan nyata (biasanya hanya 3 dari 10), yang terakhir, ada yang hanya ikut teman saja bahkan hanya untuk pacaran, hehe.

Untuk lebih jelasnya.., berikut gambaran mengenai pemenuhan kapasitas pasar jamur tiram bebanding dengan produksi yang ada :

Secara nyata saja, Kami diupayakan dapat mengirim jamur tiram Ke :
Pasar Surabaya = 100 kg/hari
Pasar Batu (untuk sore) = 50 kg/hari
Pasar Malang = 50 kg/hari.
Total seluruhnya 200 kg/hari.

Permintaan tersebut memiliki harga yang stabil yaitu untuk jamur tiram curah seharga Rp.6500 – Rp. 7500 /kg (diambil). Untuk bentuk kemasan per 200 gram dengan harga Rp.9000 – Rp.11.000 /kg. Fluktuatif harga ini tergantung pasokan jamur. Tetapi selama ini harga cenderung stabil.

Kumbung yang kami miliki untuk memenuhi permintaan tersebut adalah total 25.000 baglog. Andaikata saja kami pukul rata seluruhnya berproduksi dengan hasil panen maksimal 450gram per log, maka total hasil panen adalah : 0.45 kg x 25.000 = 11.250 kg.
Karakteristik jamur tiram itu adalah memiliki masa inkubasi 30 hari dan produksi selama 120 hari. Jika ini kami mampatkan tanpa memperhitungkan masa pembuatan baglog maka total adalah 150 hari.

Berarti kesimpulannya panen harian rata-rata adalah 11.250/150 = 75 kg.

Jadi dengan demikian produksi yang ada (75 kg/hari) masih belum dapat memenuhi permintaan (200 kg/hari).

Baca posting kami mengenai pembentukan jaringan pasar jamur tiram

Untuk dapat memenuhi permintaan tersebut, kami harus mengupayakan jumlah baglog dan pembangunan kumbung hingga dua kali lipatnya. Yaitu hingga 50.000 baglog. Untuk ini diperlukan biaya yang masih sangat besar karena harus membangun kumbung, mengupayakan peningkatan produksi baglog, dsb. Karena hal ini belum bisa kami upayakan (karena modal dan sumberdaya yang terbatas tentunya), maka yang paling mungkin adalah berbagai pihak ikut berbudidaya jamur tiram juga.

Sebagai catatan, permintaan yang ada tersebut adalah permintaan yang sudah pasti dan kontinu, sedangkan permintaan yang bersifat temporary juga cukup banyak seiring dengan dikenalnya jamur tiram ini. Untuk permintaan sementara yang jumlahnya sedikit dan tidak tetap ini, biasanya jamur bisa laku dengan harga cukup tinggi.

Dengan keterangan kami tersebut. Silahkan ditentukan, apakah usaha budidaya jamur tiram ini tergolong prospek atau tidak. Tetapi bagi kami, semakin prospeknya usaha ini digambarkan dengan semakin banyaknya permintaan jamur ke Kami maupun permintaan baglog ke agronusa mushroom sebagai mitra usaha kami. Selain itu tingkat pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur tiram yang semakin baik dan tentunya dikarenakan rasanya yang enak, tentu akan menambah bagusnya prospek usaha ini ke depan.

Rabu, 12 November 2008

Kemasan dan kualitas yang baik menentukan harga jamur tiram putih

Kami pernah melakukan survey pasar untuk melihat bagaimana tanggapan masyarakat terhadap kualitas dan harga jamur tiram putih kami.
Pasar yang kami tinjau adalah Pasar Keputran Surabaya (tempat yang paling banyak mengambil jamur tiram dari Kami..)

Kami mengenali jamur tiram produksi kami karena terdapat cap Agronusa Mushroom (kami ikut dalam jaringan pemasaran agronusa mushroom).


Ternyata per bungkus (200 gram) harganya paling murah Rp.3500,-. Bahkan ketika pasokan jamur lagi sedikit, harga bisa mencapai Rp.5000,- per bungkusnya. Kami surprise aja berarti per kg (5 bungkus) harga antara (17.500 – 25.000).

Memang ini di tingkatan konsumen, dan terdapat jalur mata rantai pemasaran yang tidak bisa dilewatkan. Petani-pengumpul-pedagang-pengecer-konsumen.

Lalu kami lanjutkan untuk melihat dan mencari jamur lainnya yang bukan produksi kami. Jamur lainnya ternyata dihargai hanya di kisaran 2500/bungkus 200gr atau sekitar 12.500/kg. Karena penasaran kami bertanya kepada pedagang sayuran tersebut, Apakah jamur yang murah ini laku lebih cepat? Ternyata menurut para pedagang, Jamur Agronusa lebih cepat habis laku terjual daripada jamur lainnya, walaupun harganya lebih mahal.

Mengapa..??

Para konsumen dan pedagang pasar mengakui bahwa jamur tiram dari kami kualitasnya lebih baik dari yang lainnya.. Mungkin anda bisa bertanya dan survey secara langsung ke Pasar Keputran Surabaya untuk membuktikannya.

Dari segi penampilan fisik, memang jamur dalam kemasan milik kami memiliki bentuk yang lebih baik, segar, tudung bulat, warna putih, dan tampak baru. Ini berbeda dengan jamur lainnya yang terkesan kekuningan, sudah layu, dan tudungnya kebanyakan pecah dan tidak bulat.

Penampilan fisik dan kualitas jamur tersebut dapat dijaga dengan melakukan langkah pengemasan yang benar. Hal ini sudah kami jelaskan dalam posting sebelumnya.

Lihat posting kami tentang langkah pemasaran jamur tiram.

Memang hasil penelitian menyebutkan film plastik polipropilen tebal 0.03 mm sebagai kemasan jamur tiram putih yang dipanen dengan kriteria bentuk tudung bulat, sisi tudung belum pecah atau bentuk tudung bulat dan tanpa menyertakan tangkai, dapat mempertahankan bentuk fisik, kimiawi, dan menghasilkan daya simpan yang lebih lama. Kemasan dalam bentuk hampa udara tentunya.



Hal ini sangat perlu diperhatikan bagi Anda semua yang menjual jamur tiramnya dalam bentuk kemasan. JIKA INGIN Jamur laku dengan harga Tinggi, lakukanlah langkah pemasaran seperti kami. Tentunya bagi Anda yang mampu memotong jalur pemasaran dan bisa langsung menjual ke tingkat konsumen, keuntungan berbudidaya jamur tiram ini akan semakin berlipat-lipat.

Lihat link posting kami yang berkaitan :

Perawatan yang tepat menghasilkan panen jamur yang optimal

Membentuk jaringan pasar yang efektif dan berkontinu

Anda ingin berbisnis online? Di sini panduan lengkapnya

Senin, 10 November 2008

Perawatan yang tepat menghasilkan panen jamur tiram yang optimal

Beberapa rekan seringkali mengeluhkan hasil panen jamurnya yang kurang optimal. Kisaran hasilnya hanya mencapai 300an gram per log. Di lain tempat ada rekan yang mampu menghasilkan hingga 500 gram per log.

Pada awal kami melakukan budidaya, pada kumbung no.1 kami isi dengan 10250 log, dan menghasilkan 3722kg total atau rata-rata 363gram/log. Pada musim selanjutnya log kami kurangi menjadi 9400 log dan menghasilkan 3800an kg atau rata-rata 400gram/log. Pengurangan log dalam kumbung ini ternyata memberikan ruang sirkulasi udara yang lebih untuk penumbuhan tubuh buah dan terbukti mampu memproduksi jamur lebih banyak.

Memang dalam perawatan baglog pada masa produksi yang perlu diperhatikan dengan baik adalah :

  • Sirkulasi udara
  • Pencahayaan (jamur tidak butuh cahaya yang banyak) tetapi kumbung juga tidak terlalu gelap
  • Kelembaban. Untuk pertumbuhan jamur yang baik kelembaban adalah sekitar 85%.
  • Bersih dari kontaminasi asap dan C02.
  • Menjaga selalu kebersihan kumbung
  • Pengawasan terhadap hama

Intinya adalah, jamur membutuhkan suasana yang lembab namun nyaman dari segi sirkulasi udara. Indikator sederhananya, bila suasana di dalam kumbung cukup nyaman bagi anda untuk bernafas, maka jamur dalam lingkungan yang baik untuk tumbuh. Kumbung yang kurang baik hasil panennya biasanya memiliki sirkulasi udara yang buruk. Beberapa dikarenakan jumlah log di dalam kumbung terlalu banyak sehingga terkesan sesak.

Beberapa pertanyaan yang sering diajukan adalah sebagai berikut :

Baglog berhasil menumbuhkan miselium, tetapi tidak langsung memproduksi jamur, jika ya, hanya sedikit dan lambat.
Penyebabnya 1 : Kondisi pertumbuhan tubuh buah kurang baik dalam kumbung. Atasi dengan memeriksa temperatur dan kelembaban serta sirkulasi oksigen dalam kumbung. Buka atau tutup pintu/jendela kumbung dan atur hingga kondisinya sesuai. Penyebab 2 : adanya kontaminasi bakteri, ulat, semacam lintah, atau hama. Atasi dengan memeriksa kebersihan dan higinitas baglog dan kumbung. Atur kondisi kelembaban, sirkulasi udara, penerangan, dan ventilasi. Periksa dengan benar kebersihan dan baglog yang terkontaminasi. Segera buang jika terdapat log kontaminasi . Penyebab 3 : kemungkinan terdapat kontaminasi udara, asap, racun (dari obat-obatan sayuran misalnya), gas chlorine. Atasi segera dengan memindahkan asap, racun tersebut. Buatkan blower berupa exhaust fan dalam kumbung untuk mengeluarkan gas tersebut.

Jamur berhasil terbentuk (dengan adanya pin head) tetapi pembentukan tubuh buah terlalu lama. Bahkan tudung jamur gagal terbentuk (terlalu kecil)
Penyebabnya 1 : kemungkinan kurangnya cahaya (kondisi terlalu gelap tanpa cahaya sama sekali). Atasi dengan mengatur penambahan cahaya dengan jumlah yang tepat (kondisi tidak terlalu gelap). Yang penting jamur tidak terkena sinar matahari secara langsung. Penyebab 2 : kemungkinan terlalu banyak karbondioksida. Pada saat produksi jamur, log mengeluarkan semacam gas yang mengandung karbondioksida. Karena pertumbuhan tubuh buah memerlukan oksigen (kondisi aerob), atur pergantian udara dalam kumbung dengan membuka atau menutup pintu dan jendela kumbung. Penyebab 3 : waktu inkubasi yang terlalu lama. Sebaiknya pada saat miselium mencapai panjang 85 – 90% baglog, tutup baglog sudah mulai dibuka. Adakalanya jika menunggu 100%, pertumbuhan tubuh buah malah akan terlambat.

Beberapa tips tadi semoga berguna bagi para pelaku pebudidaya jamur tiram. Memang masih banyak lagi tips yang mampu menambah hasil panen yaitu dengan menambahkan zat-zat nutrisi untuk pertumbuhan. Namun intinya untuk memperoleh hasil yang optimal, memang diperlukan perawatan yang baik.

Minggu, 09 November 2008

Berbisnis Jamur Tiram. Beli baglog saja lebih menguntungkan.

Akhir-akhir ini semakin banyak orang yang ingin berbisnis jamur tiram. Permintaan yang terus meningkat menyebabkan prospek usaha ini semakin baik. Permintaan dari pasar tradisional saja sudah menunjukkan peningkatan dari sejumlah pedagang sayuran. Selain itu mulai banyak restoran, rumah makan, maupun warung yagng menawarkan menu kuliner jamur tiram. Semua ini menunjukkan jamur tiram sudah diterima masyarakat sebagai salah satu alternatif sayur yang bergizi, bermanfaat bagi kesehatan dan tentunya LEZZZAT...

Namun banyak orang yang masih bingung untuk memulai dari mana untuk budidaya jamur tiram ini. Sedikitnya informasi yang diberikan menyebabkan masyarakat masih menganggap diperlukan modal yang besar dan banyak persiapan seperti ketersediaan lahan, kumbung, bahan-bahan seperti serbuk gergaji, bekatul, kalsium, lalu peralatan seperti autoclaff, steamer, dan sebagainya. Dengan persyaratan sebanyak ini saya berani memastikan 9 dari 10 orang yang berniat untuk memulai usaha ini akan berfikir lagi. Hal ini ditambah lagi dengan ketidaktahuan akan tingkat keuntungan yang nantinya kemungkinan akan didapatkan..

Berikut sedikit informasi mengenai bagaimana memulai usaha ini dengan mudah.

1. Tentukan dulu kapasitas pasar yang akan dipenuhi. Adakan semacam perjanjian kecil dengan pedagang pasar, rumah makan, atau pihak-pihak yang akan menerima hasil panen kita. Misalkan kita akan memasok 4 tempat dengan kebutuhan masing-masing 5 – 10kg per hari. Maka kapasitas panen yang harus disediakan adalah minimal 20 kg. Ini perlu dijaudal dengan baik karena kita harus memenuhi permintaan secara kontinu setiap hari. (ingat, panen jamur tiram adalah setiap hari).

2. Setelah mendapatkan kapasitas pasar, baru kita tentukan jumlah baglog yang akan kita budidayakan. Berikut ini adalah jumlah baglog yang harus kita siapkan mengacu pada kebutuhan harian jamur :

· 5-10 kg/hari = 1000 baglog – 3000 baglog
· 10-20 kg/hari = 3000 baglog – 5000 baglog
· 20-50 kg/hari = 6000 baglog – 10000 baglog

3. Menyiapkan lahan untuk kumbung. Lahan yang diperlukan untuk kumbung dengan jumlah baglog tersebut adalah :

Untuk menampung hingga 3000 baglog diperlukan kumbung dengan ukuran kurang lebih 5 x 10 m2.
Untuk menampung hingga 5000 baglog diperlukan kumbung dengan ukuran kurang lebih 6 x 15 m2.
Untuk menampung hingga 10000 baglog diperlukan kumbung dengan ukuran kurang lebih 8 x 15 m2.

4. Menentukan biaya pembuatan kumbung. Biaya pembuatan kumbung sangatlah variatif. Tidak ada ketentuan pasti mengenai biayanya karena Anda bisa membuat kumbung dengan berbagai alternatif bahan yang termurah. Pengalaman kami biaya pembuatan adalah 75 ribu – 100 ribu /m2. Tetapi yang penting syaratnya adalah, log bisa terlindungi dari hujan, tidak terkena sinar matahari langsung, dan memiliki sirkulasi udara yang baik.

Anda bisa melihat berbagai macam contoh kumbung di posting link kami sebagai gambarannya.

5. Menyiapkan baglog. Untuk kapasitas kecil dan menengah hingga 10.000 baglog, kita tidak perlu membuat sendiri baglog. Akan lebih menguntungkan apabila kita hanya membeli baglog di pebudidaya jamur. Harga baglog sekarang ini berkisaran antara Rp.1800 – Rp.2000 /baglog. Artinya modal yang dikeluarkan untuk pembelian 1000 baglog adalah maksimal 2juta rupiah. Pastikan dalam pembelian baglog terdapat fasilitas penggantian apabila miselium baglog tidak tumbuh. Ini penting untuk mengecilkan tingkat resiko.

6. Memperkirakan hasilnya. Semua usaha ujung-ujungnya duit (UUD). Dalam membeli baglog Anda harus memperhatikan berat baglognya untuk memperkirakan hasilnya (baca posting kami dalam perkiraan hasil baglog). Misalkan berat baglog adalah 1,4 kg, itu artinya kisaran panen mencapai 400 gr – 490 gr per baglog. Jadi jika 1000 balgog, hasil panen total mencapai 400 kg dalam 4 bulan. Dengan harga jamur Rp.7000 /kg. Hasil total jamur adalah 2,8juta.
Analisa keuntungan. Dengan modal 2juta, keuntungan minimal yang bisa dicapai adalah 800ribu. Artinya 800/2.000.000 = 40%. Atau 10%/bulan. Jika perawatan yang dilakukan dengan optimal. Hasilnya bisa lebih banyak lagi hingga 430kg /1000lognya atau bisa menghasilkan keuntungan 1juta dengan modal sekitar 2juta ≈ 50%.

Memang untuk skala besar, membuat sendiri baglog akan lebih menguntungkan, (biaya produksinya sekitar Rp.1100 – Rp.1400 /balgog. tetapi dengan tingkat resiko yang tinggi dan penyiapan modal yang besar, lebih baik memulai usaha dengan membeli baglog dahulu hingga kita benar-benar paham karakteristik perawatan baglog.

Baca posting kami sebelumnya bila Anda ingin berbisnis jamur tiram :

Karakteristik pertumbuhan jamur tiram
Keterangan singkat mengenai kumbung
Berbagai sistem investasi sebagai referensi
Tips membangun jaringa pasar
Tatacara singkat pemasaran jamur tiram yang efektif

Mengenai perawatan dan hasil panen jamur :

Perawatan yang tepat menghasilkan panen yang berlimpah
Berapa sih hasil panen jamur tiram bagian 1
Berapa sih hasil panen jamur tiram bagian 2

Ingin berbisnis online?? disini panduan lengkapnya (bergaransi)

Rabu, 05 November 2008

Membentuk jaringan pasar jamur tiram

Pada post sebelumnya sudah dijelaskan bahwa pada masa produksi, jamur tiram dalam kumbung akan terus dipanen selama 120 hari. Referensinya dapat dilihat di data ebook referensi hasil panen kami.
Untuk dapat menjual seluruh hasil panen dengan baik, kita harus memiliki jaringan pemasaran yang efektif dan solid. Umumnya para pedagang tradisional ataupun para tengkulak yang menjual jamur akan selalu meminta kontinuitas, artinya apabila kita menjual jamur tiram segar kepada mereka, maka konsekuensinya harus terus menerus menyanggupi ketersediaan barang. Yang perlu dilakukan adalah :


1. Menentukan target market kita.
Tentukan pasar/pedagang yang akan kita tawarkan jamur tiram. Misalkan pada pasar Batu - Malang, jumlah pedagang yang akan kita tawarkan ada 10 pedagang, masing masing pedagang menyanggupi untuk mengambil sekitar 2kg – 5kg, maka jumlah panen yang harus kita tentukan dalam kumbung adalah 20kg – 50 kg per hari. Jumlah inilah yang harus kita penuhi untuk membangun kredibilitas dan ketersediaan jamur bagi para pedagang pasar.

2. Membuat penjadualan pengisian baglog dalam kumbung
Berapapun jumlah baglog dalam kumbung yang kita kelola. Kita harus memiliki mengatur penjadualan yang jelas. Misalnya kita memiliki 10.000 baglog dalam kumbung, itu artinya pada masa produksi optimal, jamur bisa menghasilkan hingga 100 kg per harinya. Jika kita tidak memiliki pasar sebesar itu, maka jumlah 10.000 baglog itu harus dijadual dengan baik, misalnya diisi per 2000 log dengan jarak pengisian kumbung 2 minggu, maka panen akan stabil di angka 30 kg per hari. Ini akan lebih memudahkan kita dalam mendistribusikan hasil panen sesuai dengan target pasar yang telah kita tentukan.

3. Jaga kualitas panen
Setiap pedagang akan mampu menjual habis jamur tiram apabila kualitas barang yang ditawarkan bagus dan segar. Untuk itu kita harus menjaga kualitas panen kita agar tetap segar. Sebaiknya jamur dipanen sekitar 3 – 4 jam sebelum dipasarkan dan dikemas dalam bentuk plastik hampa agar jamur bisa bertahan lebih dari 24 jam.

4. Beri label khusus pada plastik kemasan jamur
Dengan banyaknya jumlah jamur, untuk membedakan jamur yang kita produksi dengan produksi dari petani lainnya, berikan label sederhana yang menunjukkan identitas kita. Hal ini untuk membangun brand, kepercayaan, dan kredibilitas. Jika ada barang kembali atau komplain dari pedagang, kita akan dengan mudah menerima atau memperbaiki kualitas. (Misalkan jamur terlalu basah, terlalu tua, kurang segar, dsb)

5. Periksa terus terhadap hama penyakit
Secara umum apabila jamur telah berproduksi, tidak ada hama berupa jamur liar. Akan tetapi, dikarenakan jamur mengandung protein, maka apabila baglog telah berumur lebih dari 60 hari, biasanya terdapat hama ulat. Ulat ini sebenarya bukan berasal dari baglog atau dari jamurnya, tetapi berasal dari lingkungan (ingat percobaan pada daging (lois pasteur) waktu di SMP, daging yang diletakkan terbuka, maka lama-lama akan ada ulatnya. Khusus untuk kasus pada jamur tiram ini, apabila pada jamur telah terdapat ulat. Hentikan sementara proses pemanenan, petik seluruh jamur hingga menyisakan jamur yang kecil-kecil saja dan pinhead. Lalu kompres (beri obat) hama ulat. Biarkan kumbung dan jangan diberi proses raising (penyiraman) selama 2 hari. Setelah itu lakukan perawatan seperti biasanya. Maka selanjutnya InsyaALLAH hama ulat akan bisa diatasi.

6. Buat kerja sama dengan petani jamur lain
Jumlah panen jamur tidak selalu stabil, ada kalanya karena cuaca, kelembaban yang berlebihan, ataupun kurang, hasil panen tidak bisa optimal. Untuk menjaga demand pasar yang stabil, kita perlu menjaga hubungan baik antar petani jamur, sehingga apabila kekurangan pasokan jamur, kita bisa bekerja sama untuk memenuhi permintaan jamur tiram para pedagang.

Kredibilitas pebudidaya jamur tiram putih akan dikenal oleh masyarakat, apabila memiliki pasokan jamur tiram secara kontinu dan berkesinambungan. Karena itulah pengelolaan bisnis ini harus dilakukan secara serius dan tekun. Tidak ada yang sulit dalam berbudidaya jamur tiram ini. Sumber daya, bahan baku, sistem, penjualan sudah terbentuk dengan baik. Tinggal bagaimana kita mampu menyikapi untuk melakukan pengembangan ke arah yang lebih baik saja.

Bila Anda membutuhkan informasi penjualan jamur tiram putih di daerah Malang, kami siap membantu. Sebutkan rata-rata hasil panen Anda dan kami bisa membantu menyalurkan dengan harga yang kompetitif.

Hubungi : 0817384454 – 0341 7783243